
City akan bermain di kandang melawan Queens Park Rangers (QPR), sedangkan MU bertandang ke kandang Sunderland. Kedua tim sama-sama memiliki nilai 86, tetapi City unggul selisih 8 gol. Maka, kemenangan atas QPR sangat mutlak jika City ingin meraih gelar juara pertama kalinya sejak 1968. Sebaliknya, MU akan tampil sebagai juara untuk ke-20 kalinya jika menang atas Sunderland dan City kalah atau seri melawan QPR.
Di atas kertas, City sudah lebih dekat gelar juara. Apalagi, MU harus bermain tandang. Namun, ada tiga faktor yang bisa menghambat langkah City meraih gelar.
Pertama, QPR butuh minimal satu poin untuk lolos dari degradasi. Mereka berada di posisi aman terakhir dengan nilai 37. Di bawahnya, Bolton Wanderers yang sudah di zona degradasi memiliki nilai 35. Maka, jika Bolton menang dan QPR kalah, maka Bolton bertahan di Premier League dan QPR terdegradasi.
Faktor ini tentu akan sangat memotivasi QPR untuk mengalahkan City, setidaknya memberi perlawanan habis-habisan untuk memaksa hasil seri. Motivasi seperti ini terkadang menjadi energi luar biasa dan menyulitkan tim besar mana pun, termasuk City.
Selain itu, manajer QPR adalah mantan manajer City, yakni Mark Hughes. Ia dipecat pada Desember 2009, kemudian posisinya diganti Roberto Mancini. Ini akan memberi motivasi buat Hughes untuk menerapkan strategi apa pun demi mengalahkan City, sekaligus menjadi semacam "balas dendam".
Selain itu, QPR memiliki defender Anton Ferdinand. Dia adalah adik kandung defender MU, Rio Ferdinand. Sudah pasti, dia akan memiliki motivasi berlebih. Selain menyelamatkan QPR dari degradasi, dia ingin membantu agar klub kakaknya yang tampil sebagai juara. Apalagi, Ferdinand dikabarkan memang meminta bantuan kepada Anton agar bermain sebaik mungkin untuk menggagalkan City dalam meraih kemenangan.
Namun, Roberto Mancini menolak teori tersebut. Menurut manajer City ini, partai melawan QPR bukan pertarungan pribadi antara dirinya dan Mark Hughes.
"Bagi saya, mereka (QPR) adalah tim yang bagus. Mereka tak pantas berada di papan bawah. Mereka ingin melakukan apa pun untuk tetap bertahan di Premier League. Atas alasan itu, saya kira ini akan menjadi pertandingan berat," jelas Mancini.
Dia juga menolak jika ini dikatakan sebagai pertarungan pribadi dengan Hughes. Menurutnya, tak ada motivasi pribadi. Ini murni pertarungan taktik kedua manajer demi hasil terbaik buat klubnya.
"Saya tak terlalu kenal dengannya. Tapi, ini bukan Mancini melawan Hughes atau Hughes melawan Mancini. Ini City melawan QPR. Satu tim bertarung meraih gelar, sedangkan tim lainnya bermain untuk lolos dari degradasi," tegasnya.
Meski begitu, ia mengakui faktor ini bisa menghambat langkah City untuk juara.
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan, janganlah menggunakan kata-kata kotor, maka komentar tersebut akan di kenakan spam