Ambruknya tembok Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pengembangan Bisnis dan Manajemen (STIE PBM) di Cilitan, Jakarta Timur, mendatangkan trauma bagi pemilik rumah yang tertimpa puing tembok. Warga tak menyangka reruntuhan tembok dan air deras menghancurkan tempat tinggal mereka.
Hani (20), salah seorang warga yang bagian belakang rumahnya hancur tak bersisa, mengungkapkan, sekitar pukul 14.30 WIB atau sesaat sebelum musibah terjadi, wilayah Cililitan diguyur hujan deras. Saat itu ia tengah sendirian di dalam rumah. "Ada suara gemuruh, batu-batu pada jatuh. Beberapa menit kemudian datang air kayak tsunami, jebol semua atap rumah," ujarnya saat ditemui wartawan di rumahnya, Rabu (30/5/2012).
Dalam sekejap, air bercampur sampah dan puing reruntuhan tembok tiba-tiba menghantam dua ruang tidur serta satu ruang dapur lewat bagian atap rumah hingga porak poranda. Seluruh barang-barang berharga milik Hani tertimbun reruntuhan tersebut. "Tapi Alhamdulilah sih saya selamat. Barang-barang hancur semua, motor saya ketiban, surat-surat berharga ketimbun semua, emas, semuanya," ujarnya.
Posisi kampus tersebut terletak di Jalan Dewi Sartika, 4 E-F, Cililitan, Jakarta Timur. Adapun empat rumah warga yang tertimpa tembok terletak di Jalan Cililitan Kecil III RT 11 / RW 03, Cililitan, persis berada di belakang bangunan STIE PBM.
Selain rumah milik Hani, reruntuhan tembok juga menimpa tiga rumah yang bersebelahan dengannya, yaitu milik Muksin Aji Abdul Gani, Zaitun, dan Sulaiman. Akibat musibah tersebut, kerugian yang diderita korban mencapai ratusan juta rupiah.
Berdasarkan pantauan Kompas.com di lokasi kejadian, seluruh bagian dalam rumah keempatnya masih dipenuhi puing. Dibantu oleh tetangga, pemilik rumah berusaha membersihkan sisa bagian rumah yang masih bisa ditempati untuk sementara waktu. "Enggak tau ini, nanti malam akan tidur di mana," kata Hani.
Tidak ada korban jiwa dalam musibah yang terjadi pada Rabu siang tadi. Musibah ini diduga terjadi karena air yang mengalir deras dari gorong-gorong tersebut mengikis tanah di bawah tembok pembatas antara gedung dan pemukiman warga. Tembok setinggi dada orang dewasa tersebut rubuh dan menimpa empat rumah warga di bawahnya.
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan, janganlah menggunakan kata-kata kotor, maka komentar tersebut akan di kenakan spam