Perokok pemula banyak dari kalangan remaja. Usia labil para remaja ini makin gampang terpengaruh untuk merokok karena gencarnya iklan rokok.
Berdasarkan penelitian Komnas Perlindungan Anak tahun 2007 didapatkan sekitar 91,7 persen remaja berusia 13-15 tahun mulai merokok akibat pengaruh iklan.
Hal ini menunjukkan besarnya pengaruh iklan rokok terhadap seseorang hingga akhirnya ia mulai merokok.
Kondisi ini tak lepas dari banyaknya iklan subliminal, yaitu teknik yang mengeskpose individu terhadap suatu produk, nama dagang atau rangsangan produk lain yang mana seseorang tidak menyadari bahwa dirinya sedang terekspose.
Tanpa sadar informasi yang diterima ini akan masuk ke alam tidak sadarnya yang kemungkinan besar mempengaruhi aksinya.
"Targetnya kebanyakan anak-anak, remaja dan dewasa muda karena pola pikirnya belum terlalu matang, cenderung labil sehingga mudah sekali dipengaruhi. Dan anak-anak sekarang menonton televisinya jauh lebih sering daripada anak dahulu," ujar Liza Marielly Djaprie selaku psikolog dalam acara diskusi publik Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dan Intervensi Industri Rokok di Hotel Acacia, Jakarta, Selasa (22/5/2012).
Merokok saat remaja membuatnya berisiko kena masalah kesehatan yang serius karena masih berada pada usia pertumbuhan. Rokok ini tidak hanya menyebabkan masalah kesehatan pada tingkat fisik namun juga emosionalnya.
Para ahli mengungkapkan risiko kesehatan merokok pada remaja jauh lebih buruk dibanding dengan orang dewasa yang merokok.
Berikut ini beberapa masalah yang bisa muncul jika remaja merokok seperti dikutip dari Livestrong, Selasa (22/5/2012) yaitu:
1. Mengganggu performa di sekolah
Remaja yang merokok akan mengalami penurunan dalam nilai olahraganya karena tidak bisa berjalan jauh atau berlari cepat seperti sebelum merokok.
2. Perkembangan paru-paru terganggu
Tubuh berkembang pada tahap pertumbuhannya, dan jika seseorang merokok pada periode ini bisa mengganggu perkembangan paru-parunya.
Terlebih jika remaja merokok setiap hari maka bisa membuatnya sesak napas, serta batuk yang terus menerus, dahak berlebihan dan lebih mudah terkena pilek berkali-kali.
3. Lebih sulit sembuh saat sakit
Ketika remaja sakit maka mereka akan lebih sulit baginya untuk bisa kembali sehat seperti semula karena rokok mempengaruhi sistem imun di dalam tubuh.
Rokok ini juga memicu masalah jantung di usia muda serta mengurangi kekuatan tulang.
4. Kecanduan
Remaja yang merokok cenderung jauh lebih mungkin menjadi kecanduan terhadap nikotin yang membuatnya lebih sulit untuk berhenti.
Saat ia memutuskan untuk berhenti merokok, mka gejala penarikan seperti depresi, insomnia, mudah marah dan masalah mentalnya bisa berdampak negatif pada kinerja sekolah serta perilakunya.
5. Terlihat lebih tua dari usianya
Orang yang mulai merokok di usia muda akan mengalami proses penuaan lebih cepat, ia akan memiliki garis-garis di wajah serya kulit lebih kering sehingga penampilannya akan lebih tua dibanding usianya.
Selain itu rokok juga membuat remaja memiliki jerawat atau masalah kulit lainnya, serta gigi yang kuning.
Berdasarkan penelitian Komnas Perlindungan Anak tahun 2007 didapatkan sekitar 91,7 persen remaja berusia 13-15 tahun mulai merokok akibat pengaruh iklan.
Hal ini menunjukkan besarnya pengaruh iklan rokok terhadap seseorang hingga akhirnya ia mulai merokok.
Kondisi ini tak lepas dari banyaknya iklan subliminal, yaitu teknik yang mengeskpose individu terhadap suatu produk, nama dagang atau rangsangan produk lain yang mana seseorang tidak menyadari bahwa dirinya sedang terekspose.
Tanpa sadar informasi yang diterima ini akan masuk ke alam tidak sadarnya yang kemungkinan besar mempengaruhi aksinya.
"Targetnya kebanyakan anak-anak, remaja dan dewasa muda karena pola pikirnya belum terlalu matang, cenderung labil sehingga mudah sekali dipengaruhi. Dan anak-anak sekarang menonton televisinya jauh lebih sering daripada anak dahulu," ujar Liza Marielly Djaprie selaku psikolog dalam acara diskusi publik Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dan Intervensi Industri Rokok di Hotel Acacia, Jakarta, Selasa (22/5/2012).
Merokok saat remaja membuatnya berisiko kena masalah kesehatan yang serius karena masih berada pada usia pertumbuhan. Rokok ini tidak hanya menyebabkan masalah kesehatan pada tingkat fisik namun juga emosionalnya.
Para ahli mengungkapkan risiko kesehatan merokok pada remaja jauh lebih buruk dibanding dengan orang dewasa yang merokok.
Berikut ini beberapa masalah yang bisa muncul jika remaja merokok seperti dikutip dari Livestrong, Selasa (22/5/2012) yaitu:
1. Mengganggu performa di sekolah
Remaja yang merokok akan mengalami penurunan dalam nilai olahraganya karena tidak bisa berjalan jauh atau berlari cepat seperti sebelum merokok.
2. Perkembangan paru-paru terganggu
Tubuh berkembang pada tahap pertumbuhannya, dan jika seseorang merokok pada periode ini bisa mengganggu perkembangan paru-parunya.
Terlebih jika remaja merokok setiap hari maka bisa membuatnya sesak napas, serta batuk yang terus menerus, dahak berlebihan dan lebih mudah terkena pilek berkali-kali.
3. Lebih sulit sembuh saat sakit
Ketika remaja sakit maka mereka akan lebih sulit baginya untuk bisa kembali sehat seperti semula karena rokok mempengaruhi sistem imun di dalam tubuh.
Rokok ini juga memicu masalah jantung di usia muda serta mengurangi kekuatan tulang.
4. Kecanduan
Remaja yang merokok cenderung jauh lebih mungkin menjadi kecanduan terhadap nikotin yang membuatnya lebih sulit untuk berhenti.
Saat ia memutuskan untuk berhenti merokok, mka gejala penarikan seperti depresi, insomnia, mudah marah dan masalah mentalnya bisa berdampak negatif pada kinerja sekolah serta perilakunya.
5. Terlihat lebih tua dari usianya
Orang yang mulai merokok di usia muda akan mengalami proses penuaan lebih cepat, ia akan memiliki garis-garis di wajah serya kulit lebih kering sehingga penampilannya akan lebih tua dibanding usianya.
Selain itu rokok juga membuat remaja memiliki jerawat atau masalah kulit lainnya, serta gigi yang kuning.
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan, janganlah menggunakan kata-kata kotor, maka komentar tersebut akan di kenakan spam