Ujian nasional untuk siswa SMA dan sederajat telah selesai dilakukan sekitar sebulan lalu. Angka kelulusan siswa SMA/MA tahun ini mencapai 99,50 persen. Pengumuman kelulusan siswa SMA digelar serentak 26 Mei 2012, Sabtu lusa.
"Angka kelulusan tahun 2012 untuk siswa SMA dan MA 99,50 persen. Pesertanya 1.524.704 siswa. Pengumuman serentak 26 Mei," ujar Mendikbud, M Nuh, di Kemendikbud, Jl Jenderal Sudirman, Jakarta, Kamis (24/5/2012).
Nuh mengatakan pada 26 Mei, sekolah diberi kewenangan untuk mengumumkan kelulusan siswanya. Dia pun meminta masing-masing kepala sekolah untuk mengkoordinasikan dengan jajaran sekolah dalam mengumumkan kelulusan ini.
"Masalah online atau offline (pengumumannya), yang kita punya itu nilai UN murni. Sedangkan kelulusan itu bukan hanya UN murni. Ada nilai dari sekolah. Jadi kelulusan itu ditentukan institusi pendidikan masing-masing," papar dia.
Terkait kecurangan UN, menurut Nuh sangat sulit mendapatkan data jika dilaporkan saat UN sudah selesai. Dia berharap nantinya jika ada laporan kecurangan UN, maka disampaikan dengan dua variabel yakni waktu dan tempat.
"Juga jangan kunci jawaban abcd, tapi naskah soalnya (juga diberikan). Tapi sampai batas waktu tertentu naskah soal tidak disampaikan," ucap Nuh.
Menurutnya, jika kecurangan UN dilaporkan setelah UN selesai ibarat laporan handball saat pertandingan sepakbola. "Dikatakan handball saat peluit panjang ditiup, jadi ngasih kartu kuningnya susah. Yang kita inginkan naskah, bukan jawaban abcd," terang Nuh sembari mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang sudah berupaya melaporkan kecurangan.
"Angka kelulusan tahun 2012 untuk siswa SMA dan MA 99,50 persen. Pesertanya 1.524.704 siswa. Pengumuman serentak 26 Mei," ujar Mendikbud, M Nuh, di Kemendikbud, Jl Jenderal Sudirman, Jakarta, Kamis (24/5/2012).
Nuh mengatakan pada 26 Mei, sekolah diberi kewenangan untuk mengumumkan kelulusan siswanya. Dia pun meminta masing-masing kepala sekolah untuk mengkoordinasikan dengan jajaran sekolah dalam mengumumkan kelulusan ini.
"Masalah online atau offline (pengumumannya), yang kita punya itu nilai UN murni. Sedangkan kelulusan itu bukan hanya UN murni. Ada nilai dari sekolah. Jadi kelulusan itu ditentukan institusi pendidikan masing-masing," papar dia.
Terkait kecurangan UN, menurut Nuh sangat sulit mendapatkan data jika dilaporkan saat UN sudah selesai. Dia berharap nantinya jika ada laporan kecurangan UN, maka disampaikan dengan dua variabel yakni waktu dan tempat.
"Juga jangan kunci jawaban abcd, tapi naskah soalnya (juga diberikan). Tapi sampai batas waktu tertentu naskah soal tidak disampaikan," ucap Nuh.
Menurutnya, jika kecurangan UN dilaporkan setelah UN selesai ibarat laporan handball saat pertandingan sepakbola. "Dikatakan handball saat peluit panjang ditiup, jadi ngasih kartu kuningnya susah. Yang kita inginkan naskah, bukan jawaban abcd," terang Nuh sembari mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang sudah berupaya melaporkan kecurangan.
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan, janganlah menggunakan kata-kata kotor, maka komentar tersebut akan di kenakan spam