PT Pertamina (Persero) memperbanyak jumlah stasiun pengisian bahan bakar khusus (SPBBK) di berbagai daerah di Indonesia. Secara nasional, perseroan itu telah mempunyai 22 stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) yang hanya menjual produk bahan bakar nonsubsidi.
Menurut Wakil Presiden Komunikasi Korporat PT Pertamina Mochamad Harun, di Jakarta 22 SPBU yang hanya menjual produk bahan bakar nonsubsidi itu tersebar di tiga wilayah, yaitu Jakarta dengan 4 SPBU yang khusus bagi penjualan Pertamax, 17 SPBU yang khusus menyediakan Solar nonsubsidi di area pemasaran Kalimantan, serta sebuah SPBU khusus di Bali yang menjual Pertamax dan Solar keekonomian.
SPBBK yang berlokasi di Jalan Raya Sesetan, Denpasar, Bali, diresmikan oleh Direktur Niaga dan Pemasaran PT Pertamina Habung Budya Yuktyanta, Jumat (25/5/2012). SPBBK itu merupakan yang pertama yang dioperasikan di wilayah pemasaran Jawa Timur-Bali Nusa Tenggara.
SPBBK merupakan SPBU yang hanya menjual produk Pertamax, Solar keekonomian dan Pertamina Dex. Karena bahan bakar yang dijual adalah bahan bakar nonsubsidi, maka kualitas, takaran dan pelayanan yang diberikan kepada pelanggan produk bahan bakar khusus itu dipastikan akan dipantau Pertamina.
"Kami akan memberi perhatian khusus terhadap pelayanan di SPBBK ini, agar pelanggan Pertamax mendapat pelayanan lebih baik," kata Hanung. Hal ini sekaligus mendukung kebijakan pemerintah dalam mengendalikan bahan bakar minyak bersubsidi.
Sampai saat ini jumlah SPBU yang telah menjual BBK atau BBM nonsubsidi sebanyak 623 unit atau 56 persen dari total 1.121 SPBU yang berlokasi di area Jatim-Balinus. Adapun jika hanya di Provinsi Bali, telah beroperasi 87 SPBU yang telah menyediakan Pertamax atau 50 persen dari total jumlah 178 SPBU di wilayah Bali.
Tingkat rata-rata penyaluran BBK di Bali 19 kiloliter per hari, sedangkan rata-rata penyaluran Premium 2.300 kiloliter per hari. Jadi, distribusi BBK kurang lebih 0,9 persen dari penyaluran BBM bersubsidi, seperti Premium.
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan, janganlah menggunakan kata-kata kotor, maka komentar tersebut akan di kenakan spam