Pesawat latih Fokker 27 milik TNI AU yang jatuh menimpa delapan rumah di Komplek Rajawali, Halim Perdanakusuma, Kamis (21/6/2012), tidak memilik kotak hitam. Oleh sebab itu, TNI AU mengarahkan penyelidikan penyebab jatuhnya pesawat ke unsur lainnya.
"Pesawat militer nggak punya black box. Mereka (tim penyelidik) akan menyelidik lewat pelayanan penerbangan, material, radio controller, dari mekanik, dari pesawatnya sendiri, dari krunya dan lain-lainya," ujar Kadispen TNI AU Marsekal Madya Azman Yunus, Jumat (22/6/2012).
Azman melanjutkan, atas alasan inilah, warga ataupun pihak yang tidak berkepentingan tak diperkenankan untuk mendekati lokasi jatuhnya pesawat. Hal tersebut dilakukan agar material barang yang tersisa, utuh dan dapat dilakukan penyelidikan.
"Mangkanya kita harus motret dari helikopter, karena sangat hati-hati sekali itu. Penyelidikan kan dibentuk di bawah satu kedinasan," lanjutnya.
Sebelumnya, Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Udara, Marsekal Madya TNI Dede Rusamsi memperkirakan, hasil penyelidikan penyebab jatuhnya pesawat pabrikan Belanda tersebut, memakan waktu paling tidak tiga bulan. "Sampai saat ini penyebab masih dalam investsgasi sejak tadi malam sudah mengumpulkan data yang diperkirakan 3 bulan kemudian baru diketahui," ujarnya.
Pesawat latih Foker 27 milik TNI Angkatan Udara tersebut jatuh dan menimpa delapan bangunan di RT 11 RW 10, Jalan Branjangan 2, Kompleks Rajawali, Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Kamis (21/6/2012) pukul 14.40 WIB.
Sebelas orang, diantaranya adalah tujuh awak pesawat dan empat lainnya adalah penduduk, tewas dalam musibah tersebut. Tujuh awak atas nama Mayor penerbang Heri Setiawan, Kopilot Teknik Agus Supriadi, Letda PNS Ahmad Syahroni, Serka Wahyudi, Serma Simmulato, Lettu Paulus, Sertu Purwo Adianto. Sementara empat orang warga sipil atas nama, Brian, Naflin, Martina dan Onci.
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan, janganlah menggunakan kata-kata kotor, maka komentar tersebut akan di kenakan spam