Kemacetan ternyata bukan hanya persoalan pemborosan energi dan waktu, tapi juga polusi dan kesehatan. Sebuah studi ilmiah menunjukkan orang yang tinggal di sekitar jalan raya yang macet beresiko tinggi terkena serangan jantung.
Kendati beberapa studi pernah mengaitkan suara bising kemacetan dan kesehatan jantung, Dr.Mette Sorensen, ketua penelitian ini, mengaku terkejut dengan kaitan yang spesifik antara kedua hal tersebut. Untuk setiap peningkatan 10 desibel suara bising, risikonya meningkat sampai 12 persen.
"Dulu kebisingan dengan level 60 desibel dianggap tidak ada pengaruhnya. Tetapi dari riset ini diketahui ada peningkatan risiko pada kebisingan 40 desibel sampai yang tertinggi 82 desibel," kata Sorensen.
Riset yang dipublikasikan dalam jurnal PLoS One tersebut dilakukan terhadap lebih dari 50.000 orang berusia 50-64 tahun yang hidup di dua kota besar di Denmark, yakni Copenhagen dan Aarhus. Para peneliti terus mengikuti kesehatan para responden, termasuk di mana mereka tinggal dalam periode 10 tahun.
Berdasarkan lokasi tempat tinggal dan analisis pola lalu lintas, Sorensen dan timnya menghitung paparan suara yang diterima setiap orangnya. Dalam kurun waktu 10 tahun penelitian ini, 1.600 orang mengalami serangan jantung yang pertama.
Para pakar jantung menyebut kaitan antara serangan jantung dan suara bising jalan raya yang macet memang menarik. Tetapi belum ada riset yang mengungkap penyebabnya.
Ada beberapa dugaan bahwa hal itu terkait erat dengan stres. Warga yang setiap hari didera macet atau tinggal di lingkungan yang sibuk dan bising oleh suara lalu lintas cenderung menderita stres lebih tinggi.
"Suara bising lalu lintas sendiri akan meningkatkan stres dan mendongkrak level hormon stres seperti adrenalin. Tekanan darah juga akan meningkat," kata Dr.Robert Bonow, profesor kedokteran dari Northwestern Feinberg School of Medicine.
Suara bising jalan raya juga akan membuat orang sulit tidur atau memiliki kualitas tidur yang buruk, keduanya dikenal sebagai salah satu pemicu serangan jantung.
Selain polusi suara, polusi udara juga ikut andil dalam buruknya kesehatan jantung. Para kardiolog bahkan berpendapat polusi udara menjadi biang kerok serangan jantung yang dialami para responden dalam penelitian itu.
Kaitan antara kesehatan jantung dan polusi udara sudah banyak diteliti. Yang terbaru adalah fakta bahwa risiko serangan jantung di Beijing turun drastis selama penyelenggaraan Olimpiade 2008 karena pada saat itu polusi udara dan lalu lintas diatur sedemikian rupa sehingga tidak sepadat biasanya.
Memang tidak mudah untuk menentukan faktor risiko apa yang dimiliki para responden tersebut.
"Penyakit kardiovaskular adalah proses yang kompleks dan ada banyak faktor yang menyebabkan terjadinya serangan jantung," kata Dr.David Frid, ahli penyakit jantung dari Cleveland Clinic.
Kendati beberapa studi pernah mengaitkan suara bising kemacetan dan kesehatan jantung, Dr.Mette Sorensen, ketua penelitian ini, mengaku terkejut dengan kaitan yang spesifik antara kedua hal tersebut. Untuk setiap peningkatan 10 desibel suara bising, risikonya meningkat sampai 12 persen.
"Dulu kebisingan dengan level 60 desibel dianggap tidak ada pengaruhnya. Tetapi dari riset ini diketahui ada peningkatan risiko pada kebisingan 40 desibel sampai yang tertinggi 82 desibel," kata Sorensen.
Riset yang dipublikasikan dalam jurnal PLoS One tersebut dilakukan terhadap lebih dari 50.000 orang berusia 50-64 tahun yang hidup di dua kota besar di Denmark, yakni Copenhagen dan Aarhus. Para peneliti terus mengikuti kesehatan para responden, termasuk di mana mereka tinggal dalam periode 10 tahun.
Berdasarkan lokasi tempat tinggal dan analisis pola lalu lintas, Sorensen dan timnya menghitung paparan suara yang diterima setiap orangnya. Dalam kurun waktu 10 tahun penelitian ini, 1.600 orang mengalami serangan jantung yang pertama.
Para pakar jantung menyebut kaitan antara serangan jantung dan suara bising jalan raya yang macet memang menarik. Tetapi belum ada riset yang mengungkap penyebabnya.
Ada beberapa dugaan bahwa hal itu terkait erat dengan stres. Warga yang setiap hari didera macet atau tinggal di lingkungan yang sibuk dan bising oleh suara lalu lintas cenderung menderita stres lebih tinggi.
"Suara bising lalu lintas sendiri akan meningkatkan stres dan mendongkrak level hormon stres seperti adrenalin. Tekanan darah juga akan meningkat," kata Dr.Robert Bonow, profesor kedokteran dari Northwestern Feinberg School of Medicine.
Suara bising jalan raya juga akan membuat orang sulit tidur atau memiliki kualitas tidur yang buruk, keduanya dikenal sebagai salah satu pemicu serangan jantung.
Selain polusi suara, polusi udara juga ikut andil dalam buruknya kesehatan jantung. Para kardiolog bahkan berpendapat polusi udara menjadi biang kerok serangan jantung yang dialami para responden dalam penelitian itu.
Kaitan antara kesehatan jantung dan polusi udara sudah banyak diteliti. Yang terbaru adalah fakta bahwa risiko serangan jantung di Beijing turun drastis selama penyelenggaraan Olimpiade 2008 karena pada saat itu polusi udara dan lalu lintas diatur sedemikian rupa sehingga tidak sepadat biasanya.
Memang tidak mudah untuk menentukan faktor risiko apa yang dimiliki para responden tersebut.
"Penyakit kardiovaskular adalah proses yang kompleks dan ada banyak faktor yang menyebabkan terjadinya serangan jantung," kata Dr.David Frid, ahli penyakit jantung dari Cleveland Clinic.
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan, janganlah menggunakan kata-kata kotor, maka komentar tersebut akan di kenakan spam