Pelatih sementara Chelsea, Roberto Di Matteo, menegaskan kembali target yang ditetapkan untuknya ketika dipilih untuk menggantikan sementara kursi pelatih Chelsea setelah Andre Villas-Boas dipecat oleh klub, awal Maret lalu. Prioritas utama pelatih asal Italia itu adalah memastikan tim berjuluk "The Blues" itu lolos ke Liga Champions musim depan.
"Kami harus memenangi pertandingan-pertandingan (sisa) kami dan kemudian melihat hasil lainnya. Kami berada di bawah tekanan untuk memenangi pertandingan kami. Itulah posisi kami," ucapnya jelang laga lanjutan Premier League melawan QPR, Sabtu (29/4/2012), seperti dilansir Soccernet.
Saat ini, tim berjuluk "The Blues" itu berada di posisi keenam dalam Liga Inggris, empat poin di belakang urutan keempat Newcastle United. Mereka harus berusaha keras dalam empat laga terakhir di Premier League melawan QPR, Newcastle, Liverpool dan Blackburn Rovers, jika tak mau benar-benar terjengkang dari zona Liga Champions.
Salah satu hal yang menjadi pemikiran serius Di Matteo adalah krisis lini belakang Chelsea. Hanya John Terry yang berada dalam keadaan fit, sementara Gary Cahill dan David Luiz mengalami cedera. Branislav Ivanovic masih menjalani sanksi larangan tiga kali pertandingan.
Pelatih berusia 41 tahun itu bisa kembali memberikan kepercayaan kepada Jose Bosingwa setelah kinerja heroiknya dalam laga leg kedua semifinal Liga Champions melawan Barcelona, Selasa lalu.
Sementara itu, Di Matteo enggan berspekulasi mengenai masa depannya di Chelsea. Pasalnya, rumor bahwa Pep Guardiola akan pindah ke Chelsea berarti menggusur impiannya untuk membangun Chelsea dari kursi pelatih utama.
"Ketika saya memutuskan untuk menjadi nomor dua, saya tidak melihatnya sebagai langkah mundur. Saya pikir itu adalah sebuah perjalanan yang mengasyikkan untuk diri sendiri, untuk dapat bekerja dengan salah satu pelatih terbaik di sepakbola Eropa dan untuk klub ini, yang ada dalam hati saya," katanya.
"Terkadang dalam hidup, Anda mengambil langkah mundur dan maju dua langkah ke depan. Apapun yang terjadi di masa depan, saya akan berpikir tentang hal ini dan melihat pilihan yang tepat," tuturnya kemudian.
"Kami harus memenangi pertandingan-pertandingan (sisa) kami dan kemudian melihat hasil lainnya. Kami berada di bawah tekanan untuk memenangi pertandingan kami. Itulah posisi kami," ucapnya jelang laga lanjutan Premier League melawan QPR, Sabtu (29/4/2012), seperti dilansir Soccernet.
Saat ini, tim berjuluk "The Blues" itu berada di posisi keenam dalam Liga Inggris, empat poin di belakang urutan keempat Newcastle United. Mereka harus berusaha keras dalam empat laga terakhir di Premier League melawan QPR, Newcastle, Liverpool dan Blackburn Rovers, jika tak mau benar-benar terjengkang dari zona Liga Champions.
Salah satu hal yang menjadi pemikiran serius Di Matteo adalah krisis lini belakang Chelsea. Hanya John Terry yang berada dalam keadaan fit, sementara Gary Cahill dan David Luiz mengalami cedera. Branislav Ivanovic masih menjalani sanksi larangan tiga kali pertandingan.
Pelatih berusia 41 tahun itu bisa kembali memberikan kepercayaan kepada Jose Bosingwa setelah kinerja heroiknya dalam laga leg kedua semifinal Liga Champions melawan Barcelona, Selasa lalu.
Sementara itu, Di Matteo enggan berspekulasi mengenai masa depannya di Chelsea. Pasalnya, rumor bahwa Pep Guardiola akan pindah ke Chelsea berarti menggusur impiannya untuk membangun Chelsea dari kursi pelatih utama.
"Ketika saya memutuskan untuk menjadi nomor dua, saya tidak melihatnya sebagai langkah mundur. Saya pikir itu adalah sebuah perjalanan yang mengasyikkan untuk diri sendiri, untuk dapat bekerja dengan salah satu pelatih terbaik di sepakbola Eropa dan untuk klub ini, yang ada dalam hati saya," katanya.
"Terkadang dalam hidup, Anda mengambil langkah mundur dan maju dua langkah ke depan. Apapun yang terjadi di masa depan, saya akan berpikir tentang hal ini dan melihat pilihan yang tepat," tuturnya kemudian.
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan, janganlah menggunakan kata-kata kotor, maka komentar tersebut akan di kenakan spam