Pengurus sepak bola Indonesia diminta berkaca dari sejumlah fakta yang terjadi di lapangan internasional. Mandeknya prestasi tim nasional "Merah Putih" dirasakan sangat mencederai hati masyarakat Indonesia yang sebagian besar pendukung sepak bola.
Demikian diungkapkan praktisi sepak bola, Mundai Madang, saat menggelar jumpa pers di FX Mall, Jakarta, Sabtu (3/3/2012). Hal itu diungkapkan Mundai menanggapi kekalahan 0-10 Indonesia dari Bahrain dalam laga terakhir kualifikasi Zona Asia Grup E, Pra-Piala Dunia, Rabu (29/2/2012).
"Kekalahan ini sangat menyakitkan. Saya bisa membayangkan perasaan pemain ketika mereka bertanding. Kemarin mereka pulang pun dimaki-maki, tetapi kita tidak bisa menyalahkan masyarakat. Bagaimana caranya menang, ya, mengurusi sepak bola dengan bagus dan, kalau kalah 10-0, bagus, enggak? Saya rasa tidak," ujar Mundai.
Menurut Mundai, kekalahan tersebut telah mencoreng nama Indonesia di dunia internasional. Ia menilai sebaiknya sejumlah pengurus sepak bola di Indonesia merasa malu dan lebih mementingkan kepentingan nasional.
"Ferdinand yang orang Inggris prihatin, padahal dia tidak mempunyai kepentingan apa-apa. Nah, kalau dia prihatin, kita tidak prihatin. Saya tidak mengatakan pengurus itu untuk mundur, tetapi yang bertanggung jawab, ya, pengurus. Mereka harus berikan bukti untuk masyarakat," papar Mundai.
"Dengan kekalahan 0-10 ini, dampaknya ada rasa yang mengendurkan semangat. Karena tujuan kita mengurusi klub adalah untuk memajukan sepak bola. Kalau sudah mengurus, tetapi prestasinya seperti ini, kita agak sedikit mubazir," ucap Mundai yang juga Ketua KONI Sulawesi Selatan ini.
sumber: kompas.com
Demikian diungkapkan praktisi sepak bola, Mundai Madang, saat menggelar jumpa pers di FX Mall, Jakarta, Sabtu (3/3/2012). Hal itu diungkapkan Mundai menanggapi kekalahan 0-10 Indonesia dari Bahrain dalam laga terakhir kualifikasi Zona Asia Grup E, Pra-Piala Dunia, Rabu (29/2/2012).
"Kekalahan ini sangat menyakitkan. Saya bisa membayangkan perasaan pemain ketika mereka bertanding. Kemarin mereka pulang pun dimaki-maki, tetapi kita tidak bisa menyalahkan masyarakat. Bagaimana caranya menang, ya, mengurusi sepak bola dengan bagus dan, kalau kalah 10-0, bagus, enggak? Saya rasa tidak," ujar Mundai.
Menurut Mundai, kekalahan tersebut telah mencoreng nama Indonesia di dunia internasional. Ia menilai sebaiknya sejumlah pengurus sepak bola di Indonesia merasa malu dan lebih mementingkan kepentingan nasional.
"Ferdinand yang orang Inggris prihatin, padahal dia tidak mempunyai kepentingan apa-apa. Nah, kalau dia prihatin, kita tidak prihatin. Saya tidak mengatakan pengurus itu untuk mundur, tetapi yang bertanggung jawab, ya, pengurus. Mereka harus berikan bukti untuk masyarakat," papar Mundai.
"Dengan kekalahan 0-10 ini, dampaknya ada rasa yang mengendurkan semangat. Karena tujuan kita mengurusi klub adalah untuk memajukan sepak bola. Kalau sudah mengurus, tetapi prestasinya seperti ini, kita agak sedikit mubazir," ucap Mundai yang juga Ketua KONI Sulawesi Selatan ini.
sumber: kompas.com
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan, janganlah menggunakan kata-kata kotor, maka komentar tersebut akan di kenakan spam